Putus bagai arang yang remuk tiada lagi berbentuk
Menjadi cerita masa lampau meniti ajang pertunjukan ; bagaimana kucoba selipkan bayangan wajahmu dalam setiap lantunan syair -syair bersahut gempita dan tarian
Beberapa menamai ajang masal bertemunya penggemar, sebagian jauh dari panggung punya rayannya panen, dan kami memiliki kepuasan akan berbagai sambutan juga permintaan tanda tangan...
Putusan untuk memperpanjang lebih dari satu hari tiada sangka menjadikan pilunya lagu berikut apalagi setelah membuka dompet dan memandang wajahmu bagai cemberut...
Menatap kembali kepada potretmu yang terselip dalam dompet itu ditengah malam merasa usai tiada terangkat panggilan buatmu yang berulang kali telah berderingKejauhan awan semakin menebal beriring dibawa angin seolah semakin menyembunyikan rembulan...
Menuju gelap kini harapan untuk mengeja bilakah kamu mengenali keadaan ini...
Negeri berjubal dan ramai ini seakan bagai sepi sekali andai dirimu enggan bersama lagi
Pemutar keadaan ini bilakah salah bermula hingga engkau semakin menjauh
Angin yang tiba-tiba berhemhus menyibak tirai jendela, telah menyadarkan bila ini sudah bukan malam lagi,
Akankah kau berikan jawabanmu bagi penanti ini?
No comments:
Post a Comment