Friday, June 14, 2024

Dilanda Asmara

Putus bagai arang yang remuk tiada lagi berbentuk 

Menjadi cerita masa lampau meniti ajang pertunjukan ; bagaimana kucoba selipkan bayangan wajahmu dalam setiap lantunan syair -syair bersahut gempita dan tarian 

Beberapa menamai ajang masal bertemunya penggemar, sebagian jauh dari panggung punya rayannya panen, dan kami memiliki kepuasan akan berbagai sambutan juga permintaan tanda tangan...

Putusan untuk memperpanjang lebih dari satu hari tiada sangka menjadikan pilunya lagu berikut apalagi setelah membuka dompet dan memandang wajahmu bagai cemberut...



Menatap kembali kepada potretmu yang terselip dalam dompet itu ditengah malam merasa usai tiada terangkat panggilan buatmu yang berulang kali telah berdering 

Kejauhan awan semakin menebal beriring dibawa angin seolah semakin menyembunyikan rembulan...
Menuju gelap kini harapan untuk mengeja bilakah kamu mengenali keadaan ini...
Negeri berjubal dan ramai ini seakan bagai sepi sekali andai dirimu enggan bersama lagi 

Pemutar keadaan ini bilakah salah bermula hingga engkau semakin menjauh 

Angin yang tiba-tiba berhemhus menyibak tirai jendela, telah menyadarkan bila ini sudah bukan malam lagi,
Akankah kau berikan jawabanmu bagi penanti ini?

Ok, katanya
Tanpa ekspresi 








No comments:

Post a Comment

Tanpa Kaki

orang-orang cuma kupandang yang cepat dan yang lambat terus berlalu-lalang  mencari apatah sebenarnya mereka tiada kutahu, kecuali semua aka...